Disclamer : Naruto © Masashi kishimoto
Story by : Yukka.k
Pair : Sasuke Uchiha and Hinata Hyuuga
Rating : T-M
Genre : romantic
Warning : banyak kesalahan dalam penulisan (mungkin),
don’t copy paste
Sasuke berbaring dikamarnya,
entah kenapa senang rasanya ketika hiashi menyambutnya dengan baik walaupun
sedikit kaku diawal, hinata yang terlihat bingung semakin membuatnya gemas dan
hiashi yang mengatakan merestui dia dan hinata, walaupun sebenarnya tanpa restu
dari hiashi pun sasuke akan tetap terikat dengan hinata, kecuali jika sasuke
membebaskan hinata.
“yo!
Sepupu bagaimana kabarmu?” tanya suara yang berasal dari cermin yang kini
menampilkan wajah laki-laki tampan berkulit pucat dengan mata dan rambut yang
berwarna hitam.
“aku
baik-baik saja, ada apa sai?” tanya sasuke malas.
“aku juga
ingin turun kebumi”ucap sai sambil tersenyum palsu.
“kau tidak
bisa kesini sai, ayahmu akan menghukummu jika tau kau turun kebumi” ucap sasuke
sambil menutup matanya.
“baiklah,
terkadang aku iri denganmu, andai aku setengah vampir sepertimu, mungkin aku
sudah pergi kebumi dan mencari gadis-gadis cantik dan sexy. Hai kau tau
sendirikan di dimensi ini tidak ada perempuan yang dapat membuatku berdebar..
hei sasuke kau tidak?” ucap sai kesal karena sajak tadi diacuhkan.
“uchiha
sasuke” ucap sai lagi.
“cih dia
tidur” ucap sai akhirnya sebelum pergi dan membuat cermin tersebut kembali
kebentuk semula.
..
Pagi
harinya sasuke benar-benar datang menjemput hinata seperti ucapannya karin, dengan
hati berdebar hinata duduk dibelakang sasuke dan memeluknya dari belakang.
“ne
sasuke-kun”ucap hinata.
“apa?”
tanya sasuke.
“tidak
jadi” jawab hinata membuat sasuke bingung, setelah mengucapkan itu mereka
kembali diam sampai akhirnya sampai disekolah.
“ayo” ucap
sasuke sambil menggenggam tangan hinata lalu menariknya untuk berjalan bersama.
“sasuke
lepas”ucap hinata berusaha melepaskan tangannya dari genggaman sasuke.
“jangan
banyak protes, ayo cepat nanti kau telat lagi”ucap sasuke dingin.
Akhirnya
hinata hanya pasrah tangannya digenggam sasuke, andai saja sasuke bisa
mendengar suara detak jantung hinata yang kini berdetak sangat kencang. Semua
murid yang berada di koridor sekolah memperhatikan sasuke dan hinata, ingin
sekali rasanya hinata segera berlari kedalam kelasnya lalu menyembunyikan
wajahnya dibalik meja ditempat duduknya.
..
“ohayou
hinata-chan”ucap sakura semangat sambil berlari kearah hinata, hinata yang
melihat sakura mendekat kearahnya hinata segera melepaskan genggaman sasuke.
“ohayou
sakura-chan”ucap hinata sambil tersenyum ketika temannya yang satu itu
memeluknya dengan erat.
“kau sudah
sembuh?” tanya sakura sambil melepaskan pelukannya.
“iya aku
sudah sembuh sakura-chan” jawab hinata.
“ah ohayou
hinata-chan, sakura”ucap ino dan tenten yang baru saja datang.
“hinata-chan
kau sudah baik-baik saja sekarang?” tanya ino khwatir.
“aku sudah
tidak apa-apa kok ino-chan” jawab hinata sambil tersenyum untuk menenangkan
ino.
“ayo lebih
baik kita segera duduk, kalian tidak mendengar bell masuk tadi hah” ucap tenten
sambil berjalan kearah tempat duduknya, ino, sakura dan hinata yang mendengar
ucapan tenten tersebut segera menyusul tenten untuk duduk ditempat duduk
mereka.
..
“hinata-chan
kau mau ikut kekantin tidak?” tanya tenten sambil mengeluarkan kotak makannya.
“hm..aku
ada urusan lain tenten-chan” jawab hinata sambil mengeluarkan kotak makan dari
tasnya
“kau mau
makan siang dengan sasuke ya” ucap tenten sambil melihat hinata yang ternyata
membawa dua kotak makanan.
“iya,
sebagai ucapan terimakasih karna dia kemarin mengantarku pulang”ucap hinata
lagi sambil menatap kotak makanannya.
“baiklah
kalau begitu semoga sukses ya, tenang saja hinata-chan masakanmu adalah yang
terbaik”ucap tenten sambil mengerlingkan sebelah matanya pada hinata, lalu
pergi meninggalkan hinata yang merona karena pujian tenten.
“dia
bilang apa, sampai mukamu merah begitu?” tanya sasuke penasaran sambil terus
menatap wajah hinata.
“bukan
apa-apa” ucap hinata pergi sambil membawa kotak makanannya, sasuke yang melihat
hinata pergi, segera menyusul hinata lalu berjalan disampingnya.
“kau mau
kemana?”tanya sasuke.
“ikut saja
dan jangan banyak tanya” hinata sambil terus berjalan, setelah itu sasuke terus
mengikuti hinata tanpa berbicara lagi, setelah sampai diatap sekolah hinata
segera duduk ditempat yang menurutnya nyaman.
“makanlah”ucap
hinata sambil menyerahkan satu tempat makannya kepala sasuke yang baru saja
duduk disampingnya.
“untukku?”tanya
sasuke sambil membuka tutup tempat makan tersebut, hinata hanya menjawab
pertanyaan sasuke dengan anggukan kepalanya.
“arigato
hime”ucap sasuke sambil mengecup dahi hinata.
“kau
membuatku semakin mencintaimu” lanjut
sasuke, ucapan sasuke itu berhasil membuat hinata menatap sasuke dengan
tatapan kaget dan tak percaya.
“kau
mencintaiku”ucap hinata pelan.
“hn,menurut
kenapa aku sampai mau turun kebumi hanya untuk mengambil imbalanku hah” ucap
sasuke sambil memakan makanannya.
“dengar
hime”ucap sasuke, membuat hinata menatap sasuke yang kini juga sedang matapnya
dengan serius.
“aku
mencintaimu sudah sangat lama, kau membuatku gila akan dirimu, walaupun saat
itu hanya menatapmu dari cermin aku sudah dapat mencium aroma tubuhmu membuatku
ingin cepat-cepat bertemu denganmu dan memilikimu seutuhnya” ucap sasuke.
“tapi jika
aku menolak bagaimana?” tanya hinata, sasuke terdiam sebentar sebelum tersenyum
mengerikan.
“aku akan
memulai ritual penyatuan kita hari ini juga, jika kau menolakku”ucap sasuke
dingin.
“ritual
penyatuan?” tanya hinata bingung sambil memiringkan kepalanya kesamping dan
menaruh telunjuk tangannya dibibir tipisnya.
“jangan
memasang wajah seperti itu didepan orang lain”ucap sasuke tiba-tiba dengan nada
tinggi dan memalingkan wajahnya kearah lain.
Hinata
tersenyum tipis melihat kuping sasuke yang memerah, dengan melihatnya saja
sudah bisa dipastikan bahwa sasuke saat ini pasti sedang merona.
“memangnya
kenapa?”tanya hinata jahil.
Bukannya
menjawab sasuke segara menatap hinata dengan tatapan datar, lalu mencium bibir
hinata dengan lembut.
“eng..” hinata
mengerang karena kepalanya yang ditahan oleh tangan sasuke ketika dirinya ingin
mengakhiri ciuman mereka.
Dengan
perlahan sasuke membaringkan hinata tanpa melepaskan ciumannya pada bibir
hinata.
“kau
sangat manis jika bersikap seperti tadi hime” ucap sasuke sambil mengalihkan
ciumannya pada leher hinata.
Tangan
sasuke dengan lihai membuka dua kancing atas hinata, lalu menurunkan kerah baju
hinata, hingga sekarang leher, pundak dan belahan dada hinata terperosok
didepan sasuke.
“sasuke
kau mau apa?” tanya hinata dengan nada panik, sambil menahan kepala sasuke yang
terus saja mendekat pada lehernya.
“diamlah
hime”ucap sasuke kesal sambil menahan kedua tangan hinata disamping telinga
hinata menggunakan tangannya.
“kau
sangat harum hari ini”ucap sasuke sambil menjilati leher hinata.
“tahan
hime”ucap sasuke sambil menatap hinata dengan matanya yang kini sudah berubah
warna menjadi merah, lalu setelah itu dengan cepat sasuke menancapkan taringnya
pada leher hinata.
“eng..
sa..sasuke”erang hinata sambil mengepalkan tangannya.
Sasuke
yang mengetahui hal tersebut segera menautkan jemarinya dengan jari hinata,
hinata menggenggam tangan sasuke dengan erat lalu mulai memejamkan matanya dan
menikmati rasa sakit yang sasuke berikan.
“aku ingin
lebih hime”ucap sasuke sambil menjauhkan wajahnya dari leher hinata lalu
tersenyum dengan bibir yang berlumuran darah.
Hinata
membuka matanya lalu menatap sasuke sejenak, lalu dengan perlahan memejamkan
kembali matanya lalu menanggukan sebagai jawaban pertanyan sasuke.
Setelah
itu atap sekolah itu, terdengar suara-suara desahan-desahan lembut dan geraman
nikmat.
Selagi hinata dan sasuke
menikmati kegiatan mereka, diatas langit sana pemuda berwajah tampan, menggeram
kesal sambil membanting gelas yang berada ditangannya sambil terus menatap
sebuah kolam yang sedang menunjukan gambar hinata dan sasuke yang sedang memadu
kasih.
“sialan
kau uchiha”ucap sang pemuda tersebut dengan nada tinggi.
“aku ingin
pergi kebumi besok, siapkan semua keperluanku”ucap pemuda itu lagi pada para
pelayan disekitarnya.
.
(sumber http://yukkakurosaki.blogspot.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar